Sabtu, 28 Mei 2016

WELCOME TO MY BLOG: TEKNIK PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JALAN

WELCOME TO MY BLOG: TEKNIK PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JALAN: 1. Penjelasan Umum Pelaksanaan pekerjaan dilapangan dilakukan sepenuhnya oleh kontraktor pelaksana yang telah ditunjuk dan diawasi langs...

TEKNIK PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JALAN

1. Penjelasan Umum

Pelaksanaan pekerjaan dilapangan dilakukan sepenuhnya oleh kontraktor pelaksana yang telah ditunjuk dan diawasi langsung konsultan pengawas dan Departemen Pekerjaan Umum. Pelaksanaan pekerjaan dilakukan berdasarkan atas gambar-gambar kerja dan spesifikasi tekhnik umum dan khusus yang telah tercantum dalam dokumen kontrak, rencana kerja & syarat-syarat (RKS) dan mengikuti perintah atau petunjuk dari konsultan, sehingga hasil yang dicapai akan sempurna dan sesuai dengan keinginan pemilik proyek.

2. Pekerjaan Persiapan



Pekerjaan persiapan dilaksanakan sebelum pekerjaan fisik dimulai. Adapun pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan dalam pekerjaan persiapan tersebut, yaitu :

a. Pekerjaan pematokan dan pengukuran ulang
Pekerjaan pematokan dan pengukuran ulang dilaksanakan oleh kontraktor pelaksana dengan tujuan pengecekan ulang pengukuran. Pemasangan patok pengukuran untuk profil memanjang dipasang pada setiap jarak 25 meter.

b. Survey kelayakan struktural konstruksi perkerasan.
Kelayakan struktural konstruksi perkerasan dilaksanakan dengan pemeriksaan destruktif yaitu suatu cara pemeriksaan dengan menggunakan alat Benkelman.

c. Pengadan direksi keet
Untuk pengadaan direksi keet ini pihak kontraktor pelaksana membuatnya disekitar lokasi proyek. Direksi keet ini berfungsi untuk tempat beristirahat para pekerja dan penyimpanan material serta peralatan pekerjaan.

d. Penyiapan badan jalan
Pekerjaan ini meliputi pembersihan lokasi, penutupan jalan dan lainnya. Sehingga pelaksanaan proyek ini berjalan dengan lancar.


3. Pekerjaan Galian dan Timbunan
  

Gambar Struktur Pekerjaan Tanah
            

Pekerjaan Galian
  1. Pekerjaan galian adalah pekerjaan pemotongan tanah dengan tujuan untuk memperoleh bentuk serta elevasi permukaan sesuai dengan gambar yang telah direncanakan. Adapun prosedur pekerjaan dari pekerjaan galian, yaitu :
  2. Lokasi yang akan dipotong (cutting) haruslah terlebih dahulu dilakukan pekerjaan clearing dan grubbing yang bertujuan untuk membersihkan lokasi dari akar-akar pohon dan batu-batuan.
  3. Untuk mengetahui elevasi jalan rencana, surveyor harus melakukan pengukuran dengan menggunakan alat ukur (theodolit). Apabila elevasi tanah tidak sesuai maka tanah dipotong kembali dengan menggunakan alat berat (motor grader), sampai elevasi yang diinginkan.
  4. Memadatkan tanah yang telah dipotong dengan menggunakan Vibrator Roller.
  5. Melakukan pengujian kepadatan tanah dengan tes kepadatan (ujiDdensity Sand Cone test) di lapangan.
Pekerjaan galian dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian :

a. Galian Biasa Commond Excavation)
Dalam pekerjaan ini dilakukan penggalian untuk menghilangkan atau membuang material yang tidak dapat dipakai sebagai struktur jalan, yang dilakukan menggunakan excavator untuk memotong bagian ruas jalan sesuai dengan gambar rencana, sedangkan pengangkutan dilakukan dengan menggunakan dump truck.

b. Galian Batuan / Padas
Pekerjaan galian batu (padas) mencakup galian bongkahan batu dengan volume 1 meter kubik atau lebih. Pada pekerjaan galian batu ini biasa dilakukan dengan menggunakan alat bertekanan udara (pemboran) dan peledekan.

c. Galian Struktur
Pada pekerjaan galian struktur ini mencakup galian pada segala jenis tanah dalam batas pekerjaan yang disebut atau ditunjukkan dalam gambar untuk struktur. Pekerjaan galian ini hanya terbatas untuk galian lantai pondasi jembatan.

Pekerjaan Timbunan dan Pemadatan

Perlu diingat sebelum pekerjaan galian maupun timbunan harus didahului dengan pekerjaan clearing dan grubbing, maksudnya adalah agar lokasi yang akan dilakerjakan tidak mengandung bahan organik dan benda-benda yang mengganggu proses pemadatan. Timbunan dilaksanakan lapis demi lapis dengan ketebalan tertentu dan dilakukan proses pemadatan.

Proses penimbunan dapat diklasifikasikan menjadi 2, yaitu :

1. Timbunan Biasa
Pada timbunan biasa ini material atau tanah yang biasa digunakan berasal dari hasil galian badan jalan yang telah memenuhi syarat.

2. Timbunan Pilihan
Pada pekerjaan timbunan ini tanah yang digunakan berasal dari luar yang biasa disebut borrowpitt. Tanah ini digunakan apabila nilai CBR tanah dari timbunan kurang dari 6%.

Proses pemadata tanah dimaksudkan untuk memadatkan tanah dasar sebelum melakukan proses penghamparan material untuk memenuhi kepadatan 95%, dengan menggunakan alat berat seperti Vibrator Roller, Dump Truck, Motor Grader.

Adapun langkah kerja dari proses pemadatan tanah, yaitu :
  1. Mengangkut material dari quary menuju lokasi dengan menggunakan Dump Truck.
  2. Menumpahkan material pada lokasi tempat dimana akan dilaksanakan pekerjaan penimbunan.
  3. Meratakan material menggunakan Motor Grader sampai ketebalan yang direncanakan. Sebagai panduan operator Grader dan vibro maka dipasang patok tiap jarak 25 m yang ditandai sesuai dengan tinggi hamparan.
  4. Memadatkan tanah denga menggunakan Vibrator Roller yang dimulai sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi sedikit ke arah sumbu jalan dalm keadaan memanjang, sedangkan pada tikungan (alinyemen horizontal) harus dimulai pada bagian yang rendah dan bergerak sedikit demi sedikit ke arah yang tinggi, pemadatan tersebut dipadatkan dengan 6 pasing (12 x lintasan) hingga didapatkan tebal padat 20 cm hingga didapat elevasi top subgrade yang sesuai dengan rencana.
Pengujian Kepadatan Tanah
Pengujian Sand Cone
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kepadatan dan kadar air dilapangan. Juga bisa sebagai perbandingan pekerjaan yang akan dilaksanakan dilapangan dengan perencanaan pekerjaan.


Gambar Titik Pengambilan Sampel
Pekerjaan Lapis Pondasi Bawah
Lapisan perkerasan yang terletak antara lapis pondasi atas dan tanah dasar dinamakan lapis pondasi bawah yang berfungsi sebagai :
  1. Bagian dari konstruksi perkerasan yang menyebarkan beban roda ke tanah dasar. Dengan nilai CBR 20% dan Plastisitas indeks (PI) ≤ 10%.
  2. Material pondasi bawah relatip murah dibandingkan dengan lapisan perkerasan diatasnya.
  3. Mengurangi tebal lapisan diatasnya yang lebih mahal.
  4. Lapisan perkerasan, agar air tanah tidak berkumpul dipondasi.
  5. Lapisan pertama, agar pekerjaan dapat berjalan lancar.
  6. Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik kelapis atas. Tebal rencana lapisan pondasi bawah ini adalah 20 cm.
Lapisan pondasi agregat kelas B yang digunakan dalam proyek ini memiliki komposisi sebagai berikut :
  1. Split 5/7
  2. Split 3/5
  3. Split 2/3
  4. Abu Batu
Teknik pelaksanaan pekerjaan penghamparan dan pemadatan dari Base B adalah :
  • Pengangkutan material base B ke lokasi proyek dengan menggunakan Dump Truck.
  • Setelah sampai di lokasi, campuran ditumpuk menjadi lima sampai enam tumpukan disepanjang lokasi yang telah siap untuk dihampar base B.
  • Penghamparan material base B dilakukan dengan menggunakan alat motor grader dengan kapasitas 3,6 m. Setelah badan jalan terbentuk, kemudian dipadatkan dengan alat vibrator roller dengan kapasitas 16 ton.
  • Jika disuatu lokasi ada campuran material yang kurang baik ikatannya maka dapat ditambahkan abu batu dengan bantuan tenaga manusia untuk mengikat material tersebut ketika dipadatkan kebali dengan vibrator roller.
Untuk mengetahui apakah tebal penghamparan base B dan % kemiringan telah sesuai dengan yang direncanakan maka digunakan waterpass agar dapat menemukan elevasinya.

Peralatan

Dalam pelaksanaan pekerjaan lapis pondasi atas digunakan alat alat sebagai berikut :
  • Wheel Loader berfungsi untuk mengambil tumpukan agregat dari tempat pengambilan material, selanjutnya dimasukkan kedalam dunp truck.
  • Dump truck berfungsi untuk mengangkut material agregat base B ke lokasi pekerjaan.
  • Motor grader berfungsi untuk memadatkan material base B.
  • Water tank truck berfungsi untuk menyiram agregat base B setelah penghamparan. 


Bahan dan Material

Agregat baru pecah kelas B yang sesuai dengan persyaratan (table agregat base B)

Tabel Gardasi Agregat Kelas A dan Kelas B

Nomor
Mm
Kelas A
Kelas B
2 in
50
100
100
11/2 in
37.5
100
88 - 95
1 in
25
65 - 81
70 - 85
3/8 in
9.5
42 - 60
30 - 65
# 4
4.75
27 - 45
25 - 55
# 10
2
Nop-25
15 - 40
# 40
0.425
6 – 16
8 – 20
# 200
0.075
0 - 8
2 – 8

Tabel Karakteristik Agregat Kelas A dan Kekas B

Sifat Material
Sifat Kelas A
Sifat Kelas B
Nilai Abrasi Agregat Kasar ( AASTHO T 96 - 87 )
0 - 40%
0 - 40%
Plasticity Index ( AASTHO T 90 - 87 )
0 - 6
4 – 10
Batas Cair ( AASTHO T 89 - 90 )
0 – 25
-
CBR ( AASTHO T180 )
90 min
35 min
Hasil Kali PI dengan % lolos ayakan no. 200
25 maksimum
-


Pengawasan Pekerjaan

Pengawasan pekerjaan dilaksanakan olek konsultan pengawas. Hal ini dilakukan untuk menjamin pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor sebagai pelaksana proyek, apakah sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam spesifikasi.

Ketentuan ketentuan pelaksanaan pekerjaan yang sesuai dengan spesifikasi adalah sebagai berikut :
  • Penghamparan lapis pondasi agregat, baik kelas A maupun kelas B tidak boleh mempunyai ketebalan kurang dari dua kali ukuran maksimum bahan.
  • Penghamparan lapis pondasi kelas A maupun kelas B tidak boleh lebih dari 20 cm dalam keadaan loose, hal ini dapat mempengaruhi proses pemadatan sehingga pemadatan yang dilakukan tidak mencapai keadaan optimal.
  • Permukaan lapis pondasi agregat harus rata sehingga air tidak dapat menggenang akibat permukaan yang tidak rata. Deviasi maksimum untuk kerataan permukaan adalah 1 cm.
  • Toleransi terhadap tebal total lapis pondasi agregat adalah 1 cm dari tebal rencana.
  • Lapis pondasi yang terlalu kering atau terlalu basah untuk pemadatan yaitu kurang dari 1% atau lebih dari 3% pada kadar air optimum, diperbaiki dengan cara menggali dan mengganti dengan bahan yang memenuhi syarat kadar air tersebut.


Senin, 15 Februari 2016

CARA MEMASANG SAKELAR OTOMATIS POMPA AIR LISTRIK UNTUK TANGKI AIR/TOREN

CARA MEMASANG SAKELAR OTOMATIS POMPA AIR LISTRIK UNTUK TANGKI AIR/TOREN
Sejalan dengan perkembangan zaman maka manusiapun berkeinginan membuat suatu alat untuk memperingan pekerjaan mereka, tak terkecuali cara mengambil air dari perut bumi, dari mulai menimbanya langsung ke dalam sumur gali, mengalirkannya dengan pompa air manual, sampai dengan pompa air listrik, dengan ditemukannya alat yang berupa sakelar otomatis untuk pompa air listrik maka manusiapun dengan sangat mudah mendapatkan air.

Uraian di bawah ini akan menjelaskan cara-cara menginstal alat untuk menghidupkan dan mematikan mesin air otomatis yang menggunakan dua buah pelampung di dalam tangki air yang dihubungkan dengan tuas sakelar.

Cara memasang pelampung dan sakelar otomatis:

gambar ilustrasi pelampung tangki air
1.     Buatlah lubang pada pada gagian atas tangki tepatnya di pinggir lubang besar tangki(ada sebagian tangki air yang sudah memiliki lubang khusus untuk sakelar otomatis). dianeter lubang disesuaikan dengan ukuran sakelar tersebut.
2.     Ikatlah tali pada tuas sakelar kemudian ukurlah panjang tali kira-kira 30cm.
3.     Masukkan ujung tali ke dalam lubang untuk sakelar yang terdapat pada tangki kemudian diikuti dengan sakelar otomatisnya lalu kencangkan sakelar dengan memasang murnya dari arah dalam tangki.
4.     Ikatkan salah satu pelampung(yang memiliki lubang pengikat tali di kedua ujungnya) ke tali yang telah terikat ke tuas sakelar lalu sesuaikan ketinggian pelampung dengan kebutuhan, Ujung pelampung bagian atas adalah penentu posisi maksimal ketinggian air.
5.     Ikatlah seutas tali ke pelampung kedua dengan panjang kira-kira setinggi tangki air, lalu ikatkan ujung tali tadi ke ujung bawah pelampung yang pertama, ujung bawah pelampung kedua adalah penentu posisi terendah permukaan air sebelum mesin pompa mengalirkan air kembali.
 Hal-hal yang perlu diperhatikan saat pemasangan:
  • semua tali harus dalam keadaan tegang oleh beban kedua pelampung.
  • Pelampung kedua yang berada paling bawah tidak boleh menyentuh dasar tangki, bila pelampung tersebut menyentuh dasar tangki maka mesin pompa tidak akan hidup karena tuas sakelar tidak akan tertarik oleh beban yang akan membuat sakelar menjadi "on".

Cara kerja Pelampung dan sakelar otomatis:
1.     Saat air di dalam tangki kosong maka kedua pelampung yang tergantung akan menarik tuas sakelar dan menyebabkan sakelar menjadi "on'.
2.     Pada saat sakelar "on" maka mesin pompa akan hidup untuk mengalirkan air ke dalam tangki.
3.     Air di dalam tangki akan bertanbah volumenya seiring dengan itu pelampung yang berada di bawah akan terangkat/terapung ke atas oleh air sesuai dengan ketinggian permukaan air, pada posisi ini mesin pompa masih hidup.
4.     Setelah ketinggian air dapat menyentuh kemudian mengangkat/mengapungkan pelampung yang berada di atas maka tuas sakelar akan terangkat untuk mematikan mesin pompa.
5.     Seiring dengan pemakain air maka ketinggian permukaaan air di dalam tangki lama-lama akan berkurang, kemudian satu persatu pelampung akan tergantung bebas tanpa pengaruh air, mesin air akan mati bila kedua pelampung sudah benar benar tergantung untuk menarik tuas sakelar kembali ke posisi "off".
6.     Begitulah seterusnya, sakelar akan "on" dan "off" mengukuti ketinggian permukaan air di dalam tangki.


Kamis, 21 Januari 2016

“ISTILAH DALAM TEKNIK SIPIL”


Oleh.Frengki Hilapok ( T.Arsitektur_USTJ )

1.       Acuan  (bekisting)  adalah  suatu  sarana  pembantu  struktur  beton  untuk  pencetak  beton  sesuai dengan ukuran, bentuk, rupa ataupun posisi yang direncanakan
2.       Agregat  adalah  material  granular,  misalnya  pasir,  kerikil,  batu  pecah  dan  kerak  tungku  besi, yang  dipakai  bersama-sama  dengan  suatu  media  pengikat  untuk  membentuk  suatu  beton semen hidraulik atau adukan
3.       Agregat Ringan adalah agregat yang dalam keadaan kering dan gembur mempunyai  berat 1100 kg/m3 atau kurang.
4.       Agregat  Halus  adalah  pasir  alam  sebagai  hasil  desintegrasi  _alami_  batuan  atau  pasir  yang dihasilkan oleh inustri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir terbesar 5,0 mm. 
5.       Agregat Kasar adalah kerikil sebagai hasil desintegrasi _alami_ dari bantuan atau berupa batu pecah  yang  diperoleh  dari  industri  pemecah  batu  dan  mempunyai  ukuran    butir antara  5-40 mm
6.       Adukan  adalah  campuran  antara  agregat  halus  dan  semen  portland  atau  sembarang  semen hidrolik yang lain dan air. 
7.       Angker adalah media untuk mengikat dalam suatu sambungan beton pracetak.
8.       Bahan Tambahan adalah suatu bahan berupa bubukan atau cairan, yang dibubuhkan kedalam campuran beton selama pengadukan dalam jumlah tertentu untuk merubah beberapa sifatnya
9.       Beton adalah campuran antara semen portland atau  semen hidraulik yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan membentuk masa padat.
10.    Beton  Bertulang  adalah  beton  yang  ditulangi  dengan  luas  dan  jumlah  tulangan yang  tidak kurang dari nilai minimum, yang disyaratkan dengan atau tanpa prategang, dan direncanakan berdasarkan  asumsi  bahwa  kedua  material  bekerja  bersama-sama  dalam  menahan  gaya  yang bekerja
11.    Beton-Normal  adalah  beton  yang  mempunyai  berat  isi  2200-  2500  kg/m3  menggunakan agregat alam yang dipecah atau tanpa dipecah yang tidak menggunakan bahan tambahan.
12.    Beton  Praktekan  adalah  beton  bertulang  yang  telah  diberikan  tegangan  dalam  untuk mengurangi tegangan tarik potensial dalam beton akibat beban kerja
13.    Beton Pracetak adalah elemen atau komponen beton tanpa atau dengan tulangan yang dicetak terlebih dahulu sebelum dirakit menjadi bangunan. 
14.    Beton Ringan Struktur adalah beton yang mengandung agregat ringan yang mempunyai berat isi tidak lebih dari 1900 kg/m3. 
15.    Beton  Polos  adalah  beton  tanpa  tulangan  atau  mempunyai  tulangan  tetapi  kurandari ketentuan minimum.
16.    CGS adalah standar internasional terkecil dalam ukuran metrik (dalam sentimeter).
17.    Dowel adalah material penghubung antara 2 (dua) komponen struktur.  
18.    Deking adalah beton tahu untuk pedoman ketebalan beton.  
19.    Faktor Air Semen (Fas) adalah perbandingan antara jumlah semen dan air pada beton. 
20.    Konstruksi  Batu  adalah  pasangan  batu  yang  berfungsi  sebagai  elemen  konstruksi dengan kekuatan tekan > 100 kg/cm2. 
21.    Konstruksi Beton adalah beton yang berfungsi sebagai elemen konstruksi 
22.    Kabel  adalah  susunan  material  yang  digunakan  dalam  media  penarikan  beton  pratekan, biasanya disebut _tendon_. 
23.    Mks adalah standar internasional terbesar dalam ukuran metrik (meter0
24.     (Scaffolding) adalah suatu struktur (kerangka) sebagai (1) sarana kerja bagi pekerja untuk  melakukan  tugas  pada  ketinggian  tertentu  dan  (2) penyangga  acuan  beton  yang berfungsi mencegah terjadinyaperubahan posisi acuan dari posisi yang telah   ditentukan 
25.    Sengkang  adalah  tulangan  yang  digunakan  untuk  menahan  tegangan  geser  dan  torsi  dalam suatu  komponen  struktur,  terbuat dari batang  tulangan,  kawat baja  atau  jaring  kawat baja  las polos atau deform. 
26.    Segregasi  adalah pengelompokan  agregat  yang homogen pada  adukan beton, dimana  agragat kasar terpisah dengan agregat halus.  
27.    Tulangan  adalah  batang  baja  berbentuk  polos  atau  defon  atau  pipa  yang  berfungsi  untuk menahan  gaya  tarik  pada  komponen  struktur,  tidak  termasuk  tendon  prategang, kecuali  bila secara khusus diikut sertakan. 
28.    Tulangan  Polos  adalah  batang  baja  yang  permuakaan  sisi  luarnya  rata  tidak  bersirip  atau berukir. 
29.    Tulangan Deform adalah batangan baja yang permukaan sisi luarnya tidak rata, tetapi bersirip, atau berukir.   
30.    Accelerator adalah bahan tambah untuk mempercepat pengikatan beton. 
31.    Admixture adalah bahan tambah untuk campuran beton. 
32.    Additive adalah bahan tambah untuk campuran beton. 
33.    Bouwplank adalah papan duga dalam istilah Belanda. 
34.    Barsteel adalah rangkaian tulangan. 
35.    Box adalah korak penyedia daya atau arus listrik. 
36.    Bucket Tower Crane adalah kotak pembawa material dari mesin angkat.
37.    Bleeding adalah beton yang kelebihan air, sehingga air semen naik ke permukaan. 
38.    Bendraat adalah kawat pengikat tulangan dalam istilah Belanda. 
39.    Batching Plant adalah lokasi / tempat pengadukan. 
40.    Conveyor adalah ban berjalan untuk membawa material. 
41.    Cofferdam adalah menahan / membendung adukan beton sehingga tidak tercampur lingkungan (tanah, sungai dan sebagainya).  
42.    Cast in situ adalah pelaksanaan pracetak beton di lapangan. 
43.    Doka adalah perusahaan pembuat acuan dan perancah. 
44.    Dump Truck adalah truk yang mampu membawa adukan beton. 
45.    Forklift adalah mesin / alat angkat. 
46.    Hoist adalah mesin / alat angkat. 
47.    Hammer Test adalah uji palu beton pada lapisan yang telah mengeras. 
48.    In Situ adalah lokasi  / lapangan. 
49.    Jacking adalah mesin / alat penarik kabel pratekan. 
50.    Lay-Out adalah penggunaan tata ruang di lapangan. 
51.    Mold adalah acuan untuk pelaksanaan pengecoran beton. 
52.    Mix Design  adalah disain campuran beton berdasarkan berat atau volume.
53.    Maccaferri  adalah perusahaan pembuat acuan dan perancah.
54.    Power adalah energi listrik di lapangan yang berasal dari PLN atau generating set.
55.    Portland Cement adalah semen abu-abu.  
56.    Post-Tension adalah penarikan pada beton pratekan setelah beton mengeras.
57.    Pre-Tension adalah penarikan pada beton pratekan sebelum dilaksanakan pengecoran. 
58.    Peri adalah perusahaan pembuat acuan dan perancah. 
59.    Retarder adalah bahan tambah untuk memperlambat pengikatan beton. 
60.    Rapid Klam adalah alat penjepit pada acuan untuk struktur kolom dan balok. 
61.    Ready Mix Concrete adalah beton yang siap pakai. 
62.    Speady adalah uji pada semen abu-abu untuk mengetahui kemampuan ikatan semen.
63.    Slump adalah alat uji konsistensi/kekentalan beton.
64.    Steel Proff adalah tiang baja yang berbentuk silinder dapat diatur ketinggiannya. 
65.    Shear  Connector  adalah  bahan  /  material  penghubung  antara  2  (dua)  material  yang  berbeda karakteristiknya (komposit).
66.    Strands  adalah kumpulan kawat-kawat berdiameter kecil dan tipis untuk membentuk kabel. 
67.    Setting Time  adalah pengaturan atau penentuan waktu ikat pada beton. 
68.    Sand  Blasting  adalah  alat  /  mesin  pembersih  permukaan  pada  beton  sebelum   dilaksanakan perbaikan beton atau penutupan kembali. 
69.    Shop Drawing adalah gambar pelaksanaan / kerja. 
70.    Site-Plan adalah rencana lokasi / areal pelaksanaan.
71.    Stressing adalah penarikan kabel atau tendon pratekan. 
72.    Truck Mixer adalah truk yang mampu mengaduk beton. 
73.    Timing adalah pemilihan waktu untuk merencanakan ikatan beton. 
74.    Troley adalah alat / mesin pembawa adukan beton. 
75.    Uplift adalah tekanan / gaya angkat. 
76.    Wearing Diagram adalah pembungkus kabel (isolator) yang memiliki arus listrik. 
77.    Workshop  adalah lokasi untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan fabrikasi.
78.    Waterpas adalah alat / mesin untuk mengukur kedataran suatu pasangan konstruksi. 
79.    Wires adalah kawat-kawat berdiameter kecil dan tipis untuk membentuk kabel.
80.    Workability adalah kemudahan di dalam melaksanakan suatu pekerjaan konstruksi. 
81.    Wika Precast adalah perusahaan (Wika, BUMN) yang memproduksi beton pracetak.
DAFTAR ISTILAH TEKNIK SIPIL STRUKTUR
82.    Abutment – bagian bawah tumpuan struktur jembatan
83.    Agregat campuran – bahan batu-batuan yang netral (tidak bereaksi) dan merupakan bentuk sebagian besar beton (misalnya: pasir, kerikil, batupecah, basalt)
84.    AISC – singkatan dari American Institute of Steel Construction
85.    AISCS – Spesifikasi-spesifikasi yang dikembangkan oleh AISC, atau singkatan dari American Institute of Steel Construction Specification
86.    ASTM – singkatan dari American Society of Testing and Materials
87.    Balok – elemen struktur linier horisontal yang akan melendut akibat beban transversal
88.    Balok spandrel – balok yang mendukung dinding luar bangunan yang dalam beberapa hal dapat juga menahan sebagian beban lantai
89.    Batas Atterberg – besaran kadar air (%) untuk menandai kondisi konsistensi tanah yakni terdiri dari batas cair (Liquid Limit / LL), bata plastis (Plastic Limit/ PL) maupun batas susut (shirinkage Limit).
90.    Batas Cair – besaran kadar air tanah uji (%) dimana dilakukan ketukan sebanyak 25 kali menyebabkan alur tanah pada cawan Cassangrade berimpit 1.25 cm (1/2 inch).
91.    Batas Plastis – besaran kadar air tanah sehingga saat dilakukan pilinan pada contoh tanah hingga  3 mm mulai terjadi retakan dan tidak putus
92.    Beban – suatu gaya yang bekerja dari luar
93.    Beban hidup – semua beban yang terjadi akibat pemakaian dan penghunian suatu gedung, termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari pada atap
94.    Beban mati – berat semua bagian dari suatu gedung yang bersifat tetap, termasuk segala beban tambahan, finishing, mesin-mesin serta peralatan tetap yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gedung tersebut
95.    Beton – suatu material komposit yang terdiri dari campuran beberapa bahan batu-batuan yang direkatkan oleh bahan-ikat, yaitu dibentuk dari agregat campuran (halus dan kasar) dan ditambah dengan pasta semen (semen +air) sebagai bahan pengikat.
96.    Beton Bertulang – beton yang diperkuat dengan tulangan, didesain sebagai dua material berbeda yang dapat bekerja bersama untuk menahan gaya yang bekerja padanya.
97.    Beton Cast-in-place – beton yang dicor langsung pada posisi dimana dia ditempatkan. Disebut juga beton cast- in situ.
98.    Beton Precast – beton yang dicor di tempat yang berbeda dengan site, biasanya di tempat yang berdekatan dengan lokasi site
99.    Beton Prestressed – beton yang mempunyai tambahan tegangan tekan longitudinal melalui gaya tarik pada serat yang diberi pra-tegang di sepanjang elemen strukturnya.
100.Beton struktural – beton yang digunakan untuk menahan beban atau untuk membentuk suatu bagian integral dari suatu struktur. Fungsinya berlawanan dengan beton insulasi (insulating concrete).
101.Bracing – konfigurasi batang-batang kaku yang berfungsi untuk menstabilkan struktur terhadap beban lateral
102.Cincin tarik (cincin containment– cincin yang berada di bagian bawah struktur cangkang, berfungsi sebagai pengaku
103.Daktilitas – adalah kemampuan struktur atau komponennya untuk melakukan deformasi inelastis bolak-balik berulang di luar batas titik leleh pertama, sambil mempertahankan sejumlah besar kemampuan daya dukung bebannya;
104.Defleksi – lendutan balok akibat beban
105.Dinding geser (shear wall, structural wall) – dinding beton dengan tulangan atau pra-tegang yang mampu menahan beban dan tegangan, khusunya tegangan horisontal akibat beban gempa.
106.Faktor reduksi – suatu faktor yang dipakai untuk mengalikan kuat nominal untuk mendapatkan kuat rencana;
107.Gaya tarik – gaya yang mempunyai kecenderungan untuk menarik elemen hingga putus.
108.Gaya tekan – gaya yang cenderung untuk menyebabkan hancur atau tekuk pada elemen. Fenomena ketidakstabilan yang menyebabkan elemen tidak dapat menahan beban tambahan sedikitpun bisa terjadi tanpa kelebihan pada material disebut tekuk (buckling).
109.Geser – keadaan gaya yang berkaitan dengan aksi gaya-gaya berlawanan arah yang menyebabkan satu bagian struktur tergelincir terhadap bagian di dekatnya. Tegangan geser umumnya terjadi pada balok.
110.Girder – susunan gelagar-gelagar yang biasanya terdiri dari kombinasi balok besar (induk) dan balok yang lebih kecil (anak balok)
111.Goyangan (Sideways– fenomena yang terjadi pada rangka yang memikul beban vertikal. Bila suatu rangka tidak berbentuk simetris, atau tidak dibebani simetris, struktur akan mengalami goyangan (translasi horisontal) ke salah satu sisi.
112.HPS – singkatan dari high-performance steel, merupakan suatu tipe kualitas baja
113.HVAC – singkatan dari Heating, Ventilating, Air Conditioning, yaitu hal yang berhubungan dengan sistem pemanasan, tata udara dan pengkondisian udara dalam bangunan
114.Joist – susunan gelagar-gelagar dengan jarak yang cukup dekat antara satu dan yang lainnya, dan biasanya berfungsi untuk menahan lantai atau atap bangunan. Biasanya dikenal sebagai balok anak atau balok sekunder.
115.Kolom – elemen struktur linier vertikal yang berfungsi untuk menahan beban tekan aksial
116.Komposit – tipe konstruksi yang menggunakan elemen-elemen yang berbeda, misalnya beton dan baja, atau menggunakan kombinasi beton cast-in situ dan pre-cast, dimana komponen yang dikombinasikan tersebut bekerja bersama sebagai satu elemen struktural.
117.Kuat nominal – kekuatan suatu komponen struktur atau penampang yang dihitung berdasarkan ketentuan dan asumsi metode perencanaan sebelum dikalikan dengan nilai faktor reduksi kekuatan yang sesuai
118.Kuat perlu – kekuatan suatu komponen struktur atau penampang yang diperlukan untuk menahan beban terfaktor atau momen dan gaya dalam yang berkaitan dengan beban tersebut dalam suatu kombinasi seperti yang ditetapkan dalam tata cara ini
119.Kuat rencana – kuat nominal dikalikan dengan suatu faktor reduksi kekuatan φ
120.Kuat tarik leleh – kuat tarik leleh minimum yang disyaratkan atau titik leleh dari tulangan dalam Mpa
121.Kuat tekan beton yang disyaratkan (fC’ – kuat tekan beton yang ditetapkan oleh perencana struktur (benda uji berbentuk silinder diameter 150 mm dan tinggi 300 mm), untuk dipakai dalam perencanaan struktur beton, dinyatakan dalam satuan MPa.
122.Las tumpul penetrasi penuh – suatu las tumpul, yang fusinya terjadi diantara material las dan metal induk, meliputi seluruh ketebalan sambungan las
123.Las tumpul penetrasi sebagian – suatu las tumpul yang kedalaman penetrasinya kurang dari seluruh ketebalan sambungan;
124.Lentur – keadaan gaya kompleks yang berkaitan dengan melenturnya elemen (biasanya balok) sebagai akibat adanya beban transversal. Aksi lentur menyebabkan serat-serat pada sisi elemen memanjang, mengalami tarik dan pada sisi lainnya akan mengalami tekan, keduanya terjadi pada penampang yang sama.
125.Lintel – balok yang membujur pada tembok yang biasanya berfungsi untuk menahan beban yang ada di atas bukaan-bukaan dinding seperti pintu atau jendela
126.LRFD – singkatan dari load and resistance factor design.
127.Modulus elastisitas – rasio tegangan normal tarik atau tekan terhadap regangan yang timbul akibat tegangan tersebut.
128.Momen – gaya memutar yang bekerja pada suatu batang yang dikenai gaya tegak lurus akan menghasilkan gaya putar (rotasi) terhadap titik yang berjarak tertentu di sepanjang batang.
129.Momen puntir – momen yang bekerja sejajar dengan tampang melintang batang.
130.Momen kopel – momen pada suatu titik pada gelegar
131.Mortar – campuran antara semen, agregat halus dan air yang telah mengeras
132.Plat Komposit – plat yang dalam aksi menahan bebannya dilakukan oleh aksi komposit dari beton dan plat baja / steel deck sebagai tulangannya.
133.Pondasi – bagian dari konstruksi bangunan bagian bawah (sub-structure) yang menyalurkan beban struktur dengan aman ke dalam tanah.
134.Rangka batang ruang – struktur rangka batang yang berbentuk tiga dimensional, membentuk ruang
135.Rangka kaku – suatu rangka struktur yang gaya-gaya lateralnya dipikul oleh sistem struktur dengan sambungan-sambungannya direncanakan secara kaku dan komponen strukturnya direncanakan untuk memikul efek gaya aksial, gaya geser, lentur, dan torsi;
136.Rangka tanpa Bracing (Unbraced frame) — sistem rangka dimana defleksi lateral yang terjadi padanya tidak ditahan oleh pengaku atau dinding geser (shear wall)
137.Sag – simpangan yang terjadi pada struktur kabel, yang merupakan tinggi lengkungan struktur tersebut
138.sengkang – tulangan yang digunakan untuk menahan tegangan geser dan torsi dalam suatu komponen struktur,
139.SNI – singkatan dari Standar Nasional Indonesia
140.Spesi-beton – campuran antara semen, agregat campuran (halus dan kasar) dan air yang belum mengeras
141.Spesi-mortar – campuran antara semen, agregat halus dan air yang belum mengeras
142.Struktur bangunan – bagian dari sebuah sistem bangunan yang bekerja untuk menyalurkan beban yang diakibatkan oleh adanya bangunan di atas tanah.
143.Struktur Balok dan Kolom (post and beam) – sistem struktur yang terdiri dari elemen struktur horisontal (balok) diletakkan sederhana di atas dua elemen struktur vertikal (kolom) yang merupakan konstruksi dasar
144.Struktur Cangkang – bentuk struktural berdimensi tiga yang kaku dan tipis serta mempunyai permukaan lengkung.
145.Struktur Grid – salah satu analogi struktur plat yang merupakan struktur bidang, secara khas terdiri dari elemen-elemen linier kaku panjang seperti balok atau rangka batang, dimana batang-batang tepi atas dan bawah terletak sejajar dengan titik hubung bersifat kaku.
146.Struktur Funicular – sistem struktur yang berbentuk seperti tali, kurva atau kumpulan segmen elemen-elemen garis lurus yang membentuk lengkung
147.Struktur Membran – konfigurasi struktur yang terbentuk dari lembaran tipis dan fleksibel.
148.Struktur Plat – struktur planar kaku yang secara khas terbuat dari material monolit yang tingginya relatif kecil dibandingkan dengan dimensi-dimensi lainya.
149.Struktur Rangka Batang – susunan elemen-elemen linier yang membentuk segitiga atau kombinasi segitiga, sehingga menjadi bentuk rangka yang tidak dapat berubah bentuk bila diberi beban eksternal tanpa adanya perubahan bentuk pada satu atau lebih batangnya.
150.Struktur Rangka Kaku (rigid frame– struktur yang terdiri atas elemenelemen linier, umumnya balok dan kolom, yang saling dihubungkan pada ujung-ujungnya oleh joints (titik hubung) yang dapat mencegah rotasi relative di antara elemen struktur yang dihubungkannya.
151.Struktur Tenda – bentuk lain dari konfigurasi struktur membran, dapat berbentuk sederhana maupun kompleks dengan menggunakan membranmembran.
152.Struktur Vierendeel – struktur rangka kaku yang digunakan secara horisontal. Struktur ini tampak seperti rangka batang yang batang diagonalnya dihilangkan. Perlu diingat bahwa struktur ini adalah rangka, bukan rangka batang. Jadi titik hubungnya kaku.
153.Sub-structure – struktur bagian bawah. Pada struktur jembatan merupakan bagian yang mendukung bentang horisontal
154.Super-structure – struktur bagian atas. Pada struktur jembatan, merupakan bagian struktur yang terdiri dari bentang horisontal.
155.Sway Frame – suatu rangka yang mempunyai respon terhadap gaya horisontal dalam bidang tidak cukup kaku untuk menghindari terjadinya tambahan gaya internal dan momen dari pergeseran horisontal, sehingga memungkinkan terjadinya goyangan (sway)
156.Tegangan – intensitas gaya per satuan luas
157.Tegangan tumpu (bearing stress– tegangan yang timbul pada bidang kontak antara dua elemen struktur, apabila gaya-gaya disalurkan dari satu elemen ke elemen yang lain. Tegangan-tegangan yang terjadi mempunyai arah tegak lurus permukaan elemen.
158.Tegangan utama (principle stresses– interaksi antara tegangan lentur dan tegangan geser dapat merupakan tegangan normal tekan atau tarik, yang disebut sebagai tegangan utama.
159.Tinggi efektif penampang (d) – jarak yang diukur dari serat tekan terluar hingga titik berat tulangan tarik
160.Titik hubung (joint) – titik pertemuan batang-batang elemen struktur, dimana titik ini merupakan pertemuan gaya-gaya yang terjadi pada elemen struktur tersebut
161.Tendon – elemen baja misalnya kawat baja, kabel batang, kawat untai atau suatu bundel dari elemen-elemen tersebut, yang digunakan untuk member gaya prategang pada beton
162.Torsi – puntiran yang timbul pada elemen struktur apabila padanya diberikan momen puntir langsung atau secara tak langsung. Tegangan tarik maupun tekan akan terjadi pada elemen yang mengalami torsi.
163.Triangulasi – konfigurasi struktur segitiga yang bersifat stabil, tidak bias berubah bentuk atau runtuh
164.Tulangan – batang, kawat atau elemen lain yang ditambahkan pada beton untuk memperkuat beton menahan gaya.
165.tulangan polos – batang baja yang permukaan sisi luarnya rata, tidak bersirip dan tidak berukir
166.tulangan ulir – batang baja yang permukaan sisi luarnya tidak rata, tetapi bersirip atau berukir
167.tulangan spiral – tulangan yang dililitkan secara menerus membentuk suatu ulir lingkar silindris
168.Un-sway Frame – suatu rangka yang mempunyai respon terhadap gaya horisontal dalam bidang cukup kaku untuk menghindari terjadinya tambahan gaya internal dan momen dari pergeseran horisontal tersebut.
169.Umur bangunan – periode/waktu selama suatu struktur dipersyaratkan untuk tetap berfungsi seperti yang direncanakan;
170.Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau proyek tersebut. Anggaran biaya merupakan harga dari bangunan yang dihitung secara merinci, cermat dan memenuhi syarat. Tujuan dari pembuatan RAB itu sendiri adalah untuk memberikan gambaran yang pasti tentang besarnya biaya yang akan dikeluarkan untuk pembangunan suatu proyek.
171.Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) adalah rencana alokasi waktu untuk menyelesaikan masing-masing item pekerjaan proyek yang secara keseluruhan adalah rentang waktu yang ditetapkan untuk melaksanakan sebuah proyek. Untuk dapat menyusun rencana kerja yang baik dibutuhkan : Gambar proyek, RAB, Daftar volume pekerjaan, Data lokasi proyek, Data Material, Data kebutuhan tenaga kerja, Data cuaca, Data alat berat yang digunakan, Metode kerja yang digunakan, Data keuangan, Data kapasitasi produksi